Sabtu, 18 April 2015

islam dan kebangkitan



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Berbicara peran umat Islam dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka alangkah lebih baiknya membahasa lebih dulu apa itu Islam, bagaimana ciri orang muslim dan masyarakat  binaan Islam serta apa sumbangan Islam dalam pembangunan kebudayaan umat manusia. Sebab, walaupun Islam kenyal dengan mengakomodasikan budaya lokal namun inti ajaran tetap universal. Inti ajaran yang universal inilah yang menjadikan seseorang muslim dan masyarakat Islam dimanapun berada memiliki kesamaan-kesamaan pokok.
B.  Rumusan Masalah
Adapaun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini ialah:
1.    Bagaimana Islam sebagai rahmatan lil’alamin?
2.    Bagaimana Islam dan kebangkitan?
3.    Bagaimana Islam masa penjajahan?
4.    Bagaimana perebutan kekuasaan masa penjajahan Jepang?
5.    Bagaiman peran umat Islam dalam pembentukan pancasila dan memperoleh kemerdekaan?












BAB II
PEMBAHASAN

A.  Islam Sebagai Rahmatan lil ‘Alamin
Dalam perspektif Al-qur’an, Islam diturunkan untuk menyebar rahmat keseluruh alam semesta ini. Islam bukan pula agama yang mengajak umatnya berpaling dari dunia untuk hanya berkonsentrasi pada kebahagiaan di hari nanti, tetapi juga mendorong pemeluknya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia. Dalam pandangan Islam hidup di dunia dan di akhirat adalah sebuah mata rantai yang tak terpisahkan.[1]
Islam mengatur fungsi manusia berposisi sebagai khalifah artinya ia adalah sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab, mengajak kepada perbuatan yang baik dan mencegah yang munkar. Dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, Islam telah memberikan patokan-patokan dasar yang terkandung dalam Al-qur’an dan hadits.
B.  Islam dan Kebangkitan.
Awal kebangkitan Indonesia untuk memulai pembentukan konsorsium bagi kemerdekaan dimulai dari politik etis yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda. Politik etis merupakan bentuk pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pihak kolonial untuk mencari bibit unggul dengan cara mengirimkan kaum muda pribumi guna mengikuti pendidikan di Belanda. Kaum muda terdidik tersebut diharapkan untuk menjadi pejabat Pamong Praja dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Islam tersiar keseluruh Indonesia yang kita kenal sekarang ini ialah tidak berlangsunng secara serempak. Islam hadir pertama kali di Pasai di Pantai Timur Aceh pada abad ke 13. Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar rakyat Indonesia sudah beragam Islam. Ajaran Islam sudah diajarkan dengan baik oleh kaum muslimin. Keyakinan bahwa manusia di sisi Allah adalah sama, tidak ada perbedaan derajat kecuali dalam keadaan hal iman dan taqwanya kepada Allah SWT, menumbuhkan kesadaran terhadap kemandirian dan kebebasan untuk menetukan arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan pribadi, masyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Belanda datang ke Indonesia pada mulanya hanya akan melakukan perdagangan, namun dalam perkembangan selanjutnya niat itu berubah menjadi keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai koloni, dibawah kekuasaan, dan penjajahannya.
Rakyat Indonesia harus menjual barang dagangannya kepada orang Belanda dengan harga yang ditentukan oleh mereka. Kemudian pusat perdaganganpun dikuasai oleh Belanda, dan kehidupan kemasyarakatan dikuasainya dan akhirnya dijajahnya. Melihat hal seperti itu, kaum muslimin sangat merasakan dan ingin melepaskan diri dari perlakuan dan tindakan bangsa Belanda yang diluar batas keprimanusiaan. Dengan dilandasi semangat tauhid dan keyakinan ajaran agama, kaum muslimin bangkit secara pribadi dan kelompok menentang periolaku ketidak adilan dan penjajahan Belanda tersebut. Diseluruh pelosok tanah air Indonesia yang sebagian besar kaum muslimin berjuang untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan itu, perlawanan dan perjuangan ini dilakuakan sampai akhirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945.[2]
C.  Islam Masa Penjajahan
Sebelum kaum penjajah masuk ke Indonesia, mayoritas rakyat Indonesia telah menganut agama Islam. Dengan dianutnya agama Islam tersebut, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan, diantaranya:[3]
Ø Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja dan dibimbing untuk menghambakan diri kepada Allah SWT.
Ø Rasa persamaan dan keadilan yangn diajarkan Islam, mampu mengubah masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi.
Ø Semboyan Islam Hubbul-Wathan Minal-Iman yang berarti cinta tanah air sebagian dari iman mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia menjadi nasionalis.
Ø Semboyan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dengan berbagai cara.

D.  Perebutan Kekuasaan Masa Penjajahan Jepang
Pada tanggal 7 Desember 1941 meletuslah perang pasifik, yaitu dengan di bomnya Pcarl Harbour oleh jepang. Dalam waktu singkat Jepang dapat menduduki daerah-daerah jajahan sekutu (Amerika, Inggris, dan Belanda) di daerah Pasifik. Dengan demikian pada tanggal 9 Maret 1942 jepang masuk ke Indonesia, menghalau penjajahan Belanda. Pada waktu itu pula Jepang mengetahui apa yang diinginkan oleh bangsa Indonesia, yakni kemerdekaan bangsa dan tanah air Indonesia.[4]
Pada saat Jepang sudah masuk ke Indonesia, Jepang berupaya untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia yaitu dengan cara mempropagandakan bahwa dengan kehadiran Jepang di Indonesia akan membantu Indonesia menuju gerbang kemerdekaan dan membebaskan bangsa dan tanah air Indonesia dari tangan penjajah Belanda. Cara yang dilakukan oleh Jepang untuk merealisasikan gerakan propagandanya tersebut ialah dengan membolehkan rakyat Indonesia mengibarkan bendera merah putih dan mengumandangkan lagu kemerdekaan yaitu Indonesia Raya. Oleh karena itu rakyat Indonesia mulai membantu Jepang dalam mengusir penjajah Belanda dengan harapan supaya Indonesia dengan secepat mungkin terlepas dari cengkraman penjajah. Tetapi harapan itu berbanding terbalik dengan apa yang diinginkan rakyat Indonesia, karena pada kenyataanya Jepang juga ingin menjajah Indonesia, bahkan penindasan dan penderitaan yang dilakukan oleh Jepang lebih parah dari pada Belanda.
Oleh karena itu rakyat Indonesia melakukan perlawanan-perlawanan terhadap Jepang melalui pemberontakan PETA di Blitar dan lain sebagainya. Pada awal tahun 1945 Indonesia masih dalam genggaman Jepang, Jepang menjajah Indonesia kurang lebih tiga tahun. Selama tahun 1945 tentara Jepang sudah mulai mengalami kekalahan dalam berbagai ajang pertempuran. Akibat kekalahan yang menimpa Jepang maka selanjutnya Jepang kembali mencoba menarik hati rakyat Indonesia dengan mengumumkan janji Indonesia merdeka kelak di kemudian hari. Dengan janji itulah akhirnya Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yang dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Dalam kepengurusan BPUPKI ini Dr. Radjiman Wediodiningrat yang dijadikan sebagai ketua, dan beberapa tokoh lain seperti Soekarno, Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. mas Mansur, K.H. Wachid Hasyim, K.H. Agus Salim, Soepomo, dan Moh Yamin ini sebagai anggotanya. Dengan perjuangan keras yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut akhirnya Ir. Soekarno dan Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 pagi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Tempat ini dikenal dengan sebutan Gedung Perintis Kemerdekaan di Jalan Proklamasi sekarang.
Peranan Islam dan umatnya tidak dapat dilepaskan terhadap pembanguna politik Indonesia baik  pada masa kolonial maupun masa kemerdekaan. Pada masa kolonial Islam harus berperang menghadapi ideologi kolonialisme sedangkan pada masa kemerdekaan Islam berhadapan dengan ideologi tertentu semacam komunisme dengan intriknya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah secara tegas mengatakan kalau pemimpin-pemimpin Islam memiliki andil besar terhadap perumusan NKRI. Naik itu mulai dari penanaman nilai-nilai nasionalisme hingga perumusan Undang-Undang Dasar Negara.[5] 
E.   Peran Umat Islam dalam Perumusan Pancasila dan Memperoleh Kemerdekaan
Dari kalangan pergerakan kaum muslimin, sebenarnya perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rembetan perjuangan yang panjang dan di dukungoleh seluruh lapisan masyarakat. Karena gerakan memperoleh kemerdekaan itu ternyata digerakkan oleh berbagai gerakan baik yang berdasarkan nasional ataupun Islam. Demikian juga dikalangan pemuda, gerakan perjuangan mereka dipancari oleh semangat nasionalisme murni dan semangat keagamaan. Tetapi di antara segala pengaruh yang mendorong baik dalam pergerakan-pergerakan politik dikalangan pemuda ialah jiwa keagamaan yang ikut serta mendorong laju perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.[6]
Pada mulanya Indonesia berdiri di atas Daulah Islamiyah yang tertuang dalam Piagam Jakarta, namun ini hanya berjalan sekitar 57 hari saja karena mendapat protes keras dari kaum umat beragama yang lainnya. Sehingga pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia menetapkan pancasila sebagai filosofis negara. Kemudian dibentuklah panitaia perumusan yang beranggotakan sembilan orang dikenal sebagai anggota sembilan dengan diketuai oleh Ir. Soekarno berhasil merumuskan naskah Rancangan Pembukaan Undang Undang Dasar (Piagam Jakarta) pada tanggal 22 Juni 1945 yang terdiri dari empat alinea. Dalam alinea ke empat terdapat rumusan pancasila sebagai dasar negara. Setelah tugasnya diselesaikan akhirnya BPUPKI dibubarkan, kemudian dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945. Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam pembukuan UUD 1945merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.






BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Umat Islam di Indonesia memiliki peran penting dalam perjuangan mewujudkan pembentukan dan kemerdekaan NKRI. Hal tersebut dimulai pada masa-masa awal kebangkitan nasional, terbukti dengan banyaknya tokoh-tokoh muslim yang menjadi pemimpin kelompok pergerakan. Begitu pula dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu peran aktif yang dilakukan oleh umat Islam.
Nasionalisme yang tumbuh dari kalangan umat Islam terbentuk atas dorongan nilai Islam yang menekankan kecintaan kepada negara yang di anggap sebagai bagian dari keimanan. Nasionalisme di Indonesia dilandaskan pada asas kebhinnekaan, yang tidak ada pertentangan antara Islam dan nasionalisme, bahkan nasionalisme itu sendiri menjadi salah satu bagian ajaran dalam Islam.
B.  Saran
Para pembaca yang berbahagia seperti inilah kiranya pembahasan mengenai Peran Umat Islam dalam Pembentukan NKRI. Kami sebagai penulis mengucapkan mohon maaf atas segala kekurangan dari segi materi, penulisan, dan lainnya. Harapan penulis semoga pembaca memberikan saran atau kritik kepada kami untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA
            Effendi Nuha. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Cet I Yogyakarta: Penerbit Pustaka.2006
Harjono Anwar. Perjalanan Politik Bangsa: Menoleh ke Belakang Menatap Masa Depa. cet I Jakarta: Gema Insani Pers. 1997.
Hurgronje snouck. Islam di Hindia Belanda. terj. Jakarta:Bharata, 1973
Pringgodigdo A.K, Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia. Djakarta: Pust. Rakjat.1960.
Shiddiqi Nouruzzaman. Jeram Jeram Peradaban Muslim. Pustaka Pelajar. 1996
http://trilestari01.blogspot.com/2012/08/perkembangan-islam-dan-peranan-umat.html















[1] Nouruzzaman Shiddiqi. Jeram Jeram Peradaban Muslim. (Pustaka Pelajar. 1996) hlm: 290
[2] A.K. Pringgodigdo, Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia. (Djakarta: Pust. Rakjat,1960)
[3]http://trilestari01.blogspot.com/2012/08/perkembangan-islam-dan-peranan-umat.html

[4] Anwar Harjono. Perjalanan Politik Bangsa: Menoleh ke Belakang Menatap Masa Depa. cet I (Jakarta: Gema Insani Pers. 1997). hlm: 28
[5] Snouck Hurgronje. Islam di Hindia Belanda. terj. (Jakarta:Bharata, 1973). hal: 65
[6] Nuha Effendi. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Cet I (Yogyakarta: Penerbit Pustaka.2006). hlm: 246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar