BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan umat
beragama kita sebagi umat islam harus senantiasa berbuat baik kepada sesama
manusia. Terutama dalam melakukan aktifitas sehari-hari atau dalam
berkomunikasi. Jujur merupakan salah satu sifat yang terpuji, dalam kehidupan
kita, kita dituntut untuk berperilaku jujur baik dalam perkataan, perbuatan,
dan lain sebagainya. Karena dalam kejujuran akan dapat menenangkan jiwa dan
hati setiap pelakunya dan tentunya pula akan mendaptkan imbalan yang berupa
pahala. Seharusnya perilaku jujur ini menjadi hiasan bagi perilaku setiap
mukmin. Maka dari itu dalam makalah ini penulis membahasa tentang berperilaku
jujur.
B. Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
bunyi hadits tentang berperilaku jujur?
2. Bagaimana
kandungan hadist tersebut?
3. Apa
pengertian jujur?
4. Bagaimana
jujur dalam perilaku terpuji?
5. Apa
saja macam-macam jujur?
6. Apa
saja bagian terpenting dari perilaku jujur?
C. Tujuan
Masalah
Adapun
tujuan permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui hadits tentang berperilaku jujur.
2. Untuk
mengetahui kandungan hadits tersebut.
3. Untuk
mengetahui pengertian jujur.
4. Untuk
mengetahui bagaimana jujur dalam perilaku terpuji.
5. Untuk
mengetahui macam-macam jujur.
6. Untuk
mengetahui bagian terpenting dari perilaku jujur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hadits
Berperliaku Jujur.
عن ابن مسعود رضي الله عنه عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : عليكم بالصدق فإن الصدق يهدي الي البر وإن البر يهدي الي الجنة وما يزال الرجل يصدق ويتحري الصدق حتي يكتب عند الله صديقا, وإياكم من الكذب فإن الكذب يهدي الي الفجور وإن الفجور يهدي الي النار وما يزال الرجل يكذب و يتحري الكذب حتي يكتب عند االله كذابا. متفق عليه.
Artinya
: berlaku jujurlah kamu karena sesungguhnya perbuatan jujur itu mengantarkan
kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan pada surga. Dan hendaklah orang
selalu berkata benar dan dia selalu memilih kebenaran sehingga ia dicatat
disisi Allah sebagai orang yang sangat benar. Dan jauhilah dusta karena
sesungguhnya dusta itu menunjukkan pada kejelekan dan kejelekan itu menunjukkan
pada neraka, dan orang yang senantiasa dusta dan memilih dusta akan dicatat
disisi Allah sebagai orang pendusta.[1]
B. Kandungan Hadist.
Hadist
ini memberikan pelajaran pada kita, bahwa Islam menjaga anak-anak dari didikan
sifat dusta. Perlu diperhatikan betul, bahwa peristiwa sekecil apapun seperti
menertawakan anak akan membiasakan dia berbuat dusta.[2]
C. Pengertian Jujur.
Dalam
bahasa arab kata jujur adalah terjemahan dari kata siddiq yang artinya benar,
dapat dipercaya. Dengan kata lain jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya
dan perbuatan yang sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari perilaku
terpuji. Sikap jujur merupakan sifat terpuji yang wajib menjadi hiasan bagi
setiap pribadi muslim. Kejujuran merupakan senjata ampuh dalam menjalani hidup,
dengan sifat jujur seseorang akan mendapatkan simpati dan penghargaan
tersendiri di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.[3]
D. Jujur Sebagai Perilaku
Terpuji.
Perilaku
terpuji (akhlakul karimah) adalah merupakan ciri kepribadian muslim yang
sempurna. Seseorang muslim dikatakan memiliki kepribadian yang sempurna apabila
telah tertanam dalam dirinya sifat-sifat dan perilaku terpuji. Perilaku terpuji
dapat pula dikatakan sebagai pondasi yang mampu mendasari serta mengokohkan
kepribadian suatu bangsa. Jadi perilaku terpuji itu harus dimiliki oleh setiap
muslim karena pada dasarnya perilaku terpuji mencerminkan pribadi muslim yang
baik. Adapun diantara macam-macam perilaku terpuji adalah jujur dan saling
menyayangi.
Jujur
berarti mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada dan melakukan
sesuatu menurut apa mestinya. Tidak menambah-nambah dalam mengucapkan sesuatu
dan tidak menguranginya, tidak membuat sesuatu yang tidak ada kenyataannya dan
tidak mengurangi perlakuan yang hak. Segala hak dan kewajiban baik terhadap
dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.[4]
Jujur
adalah kebenaran, yaitu sesuai antara perkataan dan kenyataan yang ada dalam
hati. Kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Perilaku jujur
tidak hanya diwujudkan dalam ucapan tetapi juga dalam setiap perilaku dan
tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari, bahkan dalam hal sekecil apapun
dari setiap aspek kehidupan kita diminta untuk jujur. Dalam hadits di atas
disebutkan bahwasanya jujur itu dapat mengantarkan kita pada kebaikan dunia dan
akhirat, yang nantinya akan membawa kita kesurga. Jadi dengan berkata dan
berbuat jujur, kita sudah membuka jalan menuju surga.
Jujur
dalam perkataan bisa disebut juga dengan memelihara lidah. Ucapan yang
dikeluarkan oleh lidah menjadi ukuran derajat dan kemahiran seseorang. Dengan
pembicaraan yang di ucapkan lidah dapat diukur pengetahuan dan buah pikiran
pembicaraanya. Dapat diketahui adab dan budi pekertinya. Apakah ia sopan
santun, pemarah, kasar, sombong, rendah hati, dan lain sebagainya.[5]
Sikap
jujur akan menciptakan kedamaian dan ketentraman pada jiwa seseorang, dan
menimbulkan suasana teduh dalam keluarga dan masyarakat. Jika setiap insan yang
beriman berlaku jujur, maka setiap mukmin di dunia ini mendapat predikat dari
Allah sebagai hamba yang jujur, niscaya kehidupan dunia ini akan terasa sejuk
dan damai, terutama di kalangan mukmin itu sendiri. Oleh karena itu, setiap
mukmin hendaknya mampu mengendalikan diri untuk tidak berbuat dusta, karena
bagaimanapun juga perbuatan dusta itu akan menimbulkan kebimbangan pada diri
sendiri, dan keragu-raguan pada orang
lain. Orang lain akan sulit mempercayai ucapan dan tindakan seseorang
yang telah terbiasa berlaku dusta.[6]
Sifat
jujur dengan seorang hamba akan mendapatkan ridha Allah dan cinta kasih.
Sedangkan lawan jujur ialah dusta, dusta merupakan faktor pendorong kuatnya
berbuat kemungkaran, dan menggelincirkan keneraka.[7]
Jujur
merupaka sifat nabi. Tidak mungkin seorang nabi berbohong. Setiap kali Allah
memuji para nabi-Nyadi dalam Al-Qur’an selalu menggambarkannya sebagai orang
yang jujur.[8]
E.
Macam-macam Jujur.
Jujur di bagi
menjadi tiga bagian. Yaitu:[9]
1.
Beri’tikad lurus
2.
Selalu berkata benar
3.
Lurus perbuatan.
Seorang
mukmin hendaklah senantiasa berkata jujur hingga hatinya tidak berkeinginan
untuk berdusta. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya sebagai
berikut:
“sesungguhnya yang mengada-ngadakan kebohongan hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah
orang-orang pendusta.”
(QS. An Nahl ayat 105)
Berkata jujur merupakan
pondasi agama, kehidupan umat dan faktor kemajuan mereka untuk bisa saling bahu-membahu,
saling cinta kasih kepada sesama umat. Oleh sebab itu, kalau dilihat kehidupan
bangsa yang telah maju, mereka senantiasa berkata benar, disiplin dalam bekerja
sehingga jarang sekali ada pengecut dan pendusta. Berkata jujur ibarat pelita
yang dapat menerangi di malam buta. Dan sebagai lambang atas perangai elok yang
disandang serta kemantapan iman yang
tertanam dalam sanubari. Oleh sebab itu, ia acuh tak acuh terhadap akibat yang
akan diterima. Lebih-lebih, bila sasaran yang di impi-impikan, hanya memperoleh
ridho Allah, sebagai penjelasan atas kebenaran ungkapan tersebut.
Dusta merupakan biang
kehancuran ummat, kesengsaraan bangsa, lemah, hina, pertikaian, kehidupan yang
memedihkan, dan mara bencana. Dusata membuat iman seseorang terbengkalai atau
terkikis. Bahkan bukan tidak mungkin kita akan mendapat predikat munafik.[10]
F.
Bagian Penting Tentang
Berperilaku Jujur.
Berikut merupakan beberapa
bagian penting tentang berperilaku jujur, yang bisa diambil manfaatnya oleh
ummat manusia.[11]
1.
Berkata jujur adalah
derajat kedua setelah derajat kenabian. Sesuai dengan firman Allah:
“mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang di anugerahi nikmat oleh Allah, yaitu
nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang salih.
(QS. An Nisa ayat 69)
2.
Orang yang selalu berkata
jujur akan diberi pertolongan oleh Allah dalam setiap keadaan.
3.
Tiga perkara yang akan
didapat oleh orang yang berkata yaitu
tutur katanya manis, berkharisma tinggi, dan wajahnya cemerlang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
perkataan jujur merupakan pondasi umat islam untuk menjadi seorang muslim yang
baik. Seseorang muslim dikatakan
memiliki kepribadian yang sempurna apabila telah tertanam dalam dirinya
sifat-sifat dan perilaku terpuji. Perilaku terpuji dapat pula dikatakan sebagai
pondasi yang mampu mendasari serta mengokohkan kepribadian suatu bangsa. Jadi
perilaku terpuji itu harus dimiliki oleh setiap muslim karena pada dasarnya
perilaku terpuji mencerminkan pribadi muslim yang baik. Adapun diantara
macam-macam perilaku terpuji adalah jujur dan saling menyayangi.
Jujur
berarti mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada dan melakukan
sesuatu menurut apa mestinya. Tidak menambah-nambah dalam mengucapkan sesuatu
dan tidak menguranginya, tidak membuat sesuatu yang tidak ada kenyataannya dan
tidak mengurangi perlakuan yang hak. Segala hak dan kewajiban baik terhadap
dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.
Jujur
adalah kebenaran, yaitu sesuai antara perkataan dan kenyataan yang ada dalam
hati. Kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Perilaku jujur
tidak hanya diwujudkan dalam ucapan tetapi juga dalam setiap perilaku dan
tingkah laku dan perilaku kita sehari-hari, bahkan dalam hal sekecil apapun
dari setiap aspek kehidupan kita diminta untuk jujur. Dalam hadits di atas
disebutkan bahwasanya jujur itu dapat mengantarkan kita pada kebaikan dunia dan
akhirat, yang nantinya akan membawa kita kesurga. Jadi dengan berkata dan
berbuat jujur, kita sudah membuka jalan menuju surga.
DAFTAR PUSTAKA
Almath Faiz. Punccak Ruhani Kaum
Sufi. Pustaka Progressif. Surabaya. 1996.
Bakri Oemar. Akhlak Muslim.
Angkasa. Bandung. 1993.
Khalid Amr. Buku Pintar Akhlak. Nusantara
Lestari Ceria Pratama. Tanggerang. 2010.
Namir Muhammad Sayyid. Karakter Wanita Muslim. Pustaka
Progressif. Surabaya. 1992.
Nipan dan Kauma Fuad. kisah-kisah Akhlak Terpuji. Mitra
Pustaka. Yogyakarta. 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar