Sabtu, 18 April 2015

aspek aspek perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Perkembangan merupakan salah satu hal yang perlu diketahui oleh insan manusia, karena dengan perkembangan kita bisa mengetahui perkembangan yang terjadi pada makhluk hidup. Perkembangan sangatlah berguna untuk menciptakan suatu kemajuan dalam hidup dan menjadi tolak ukur seberapa besar perkembangan yang terjadi pada diri kita sendiri melalui aspek-aspek perkembangan yang kita pelajari dalam makalah ini. Banyak aspek-aspek perkembangan yang akan dipelajari dalam makalah ini diantaranya perkembangan fisik, emosi, sosial, dan lain sebagainya.
B.  Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini ialah:
1.    Apa saja aspek-aspek perkembangan?
C.  Tujuan
Adapaun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1.    Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek perkembangan.











BAB II
PEMBAHASAN
A.  Aspek-aspek Perkembangan
Perkembangan merupakan perubahan yang progresif dan berkesinambungan dalam diri individu dimulai sejak lahir sampai mati. Oleh karena itu ada banyak aspek-aspek perkembangan yang bisa dipelajari dalam pembahasan ini, diantaranya:
1.    Perkembangan fisik
Perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang bergizi, sehingga setiap tahapan perkembangan fisik anak tidak terganggu dan berjalan sesuai dengan umur yang ada.[1]
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem dan organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Berdasarkan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek berikut:[2]
Ø Sistem syaraf, yang sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
Ø Otot-otot, yang memengaruhi perkembangan kemampuan dan kekuatan motorik.
Ø Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya tingkah laku baru, seperti pada masa remaja mulai ada perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari berbagai macam lawan jenis.
Ø Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Aspek fisiologis yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Secara struktur otak terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Ø  Brainstem, berfungsi mengontrol keseimbangan dan koordinasi.
Ø  Midbrain, berfungsi sebagai stasiun pengulang atau penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
Ø  Cerebrum, bagian otak yang paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan kanan dan sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.[3]
Otak memiliki pengaruh yang sangat menetukan bagi aspek-aspek perkembangan individu yang lainnya. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi aspek perkembangan lainnya. Sedangkan apabila pertumbuhan otaknya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kekurangan gizi) cenderung akan menghambat aspek perkembangan tersebut.
Perkambangan syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau motorik anak. Keterampilan motorik ini ada dua jenis, yaitu:
Ø Keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga, dan lain sebaginya.
Ø Keterampilan motorik halus, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda atau alat permainan.
2.    Perkembangan emosi
Emosi adalah suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku.[4] Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih sayang, simpati, dan sebagainya merupakan beberapa proses manifestasi dari keadaan emosional dari seseorang.
Emosi didefinesikan sebagai berbagai perasaan yang kuat berupa perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan juga senang. Emosi merujuk pada suatu perasaan, atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak dalam diri individu yang sifatnya disadari. Emosi yang digambarkan pada kehidupan anak-anak biasanya diekspresikan pada saat mereka bermain dan mengalami kekalahan sehingga anak menjadi kesal dan ekspresi berikutnya jika anak tidak mampu mengontrol diri pada akhirnya ia akan meluapkan emosinya dengan mendorong bahkan mengumpat. Dalam hal ini, yang perlu direfleksikan dari gambaran ekspresi anak tersebut bahwa hakikatnya ekspresi emosi merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya.
Walau demikian gejala ekspresi emosi negatif sesaat dapat dialihkan kepada yang positif dengan upaya memberikan bimbingan dan arahan baik secara pihak orang tua, guru ataupun lingkungan yang berada disekitarnya.
3.    Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling komunikasi dan bekerja sama.[5]
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan dan bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini disebut dengan sosialisasi.[6]
Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan. Melalui pergaulan atau hubungan sosial dengan yang lainnya, anak  mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial itu adalah sebagai berikut:[7]
Ø Pembangkangan (negativisme)
Yaitu bentuk tingkah laku yang menentang atau melawan. Ini terjadi karena penerapan disiplin dari orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Ø Agresi (agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun kata-kata. Agresi ini merupakan ungkapan frustasi yang dialaminya. Contoh perilaku agresi antara lain memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah, dan mencaci maki.
Ø Berselisih/bertengkar (quarreling)
Yaitu seorang anak merasa terganggu atau tersinggung oleh sikap dan perilaku anak lain.
Ø Menggoda (teasing)
Yaitu serangan mental yang terhadap orang lain dalam bentuk cemoohan atau ejakan sehingga menimbulkan reaksi marah pada orang yang diserangnya.
Ø Persaingan (rivarly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.
Ø Kerja sama (cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok.
Ø Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, contoh perbuatan ini seperti meminta, menyuruh, dan mengancam.
Ø Mementingkan diri sendiri (selfishness)
Sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya.
Ø Simpati (sympaty)
Yaitu sikap omosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerjasama dengannya.
4.    Perkembangan moral
Secara harfiah istilah moral berarti sama dengan istilah etika, tetapi dalam praktiknya istilah moral jauh berbeda karena moral adalah semangat atau dorongan batin diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini seseorang sebagai sesuatu  yang baik atau buruk.[8]
Ada enam prinsip moral sebagai berikut:
Ø Keindahan (beauty)
Ø Persamaan (equality)
Ø Kebaikan (goodness)
Ø Keadilan (justice)
Ø Kebebasan (liberty)
Ø Kebenaran (truth)
Perkembangan moral banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai moral dari lingkungannya terutama dari orang tua. Faktor yang memengaruhi moral ialah sebagai berikut:[9]
Ø Konsisten dalam mendidik anak
Orang tua harus memiliki sikap yang sama dalam melarang dan membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak.
Ø Sikap orang tua dalam keluarga
Proses peniruan tingkah laku orang tua yang diterapkan dalam keluarga.
Ø Penghayatan dan pengalaman yang dianut
Orang tua sebagai panutan bagi anak dalam mengamalkan ajaran agama.
Ø Sikap konsisten orang tua dalam menerapkan norma
Orang tua yang tidak menghendaki perilaku tidak terpuji kepada anak, maka harus bisa menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak terpuji tersebut.


Perkembangan moral anak bisa berlangsung dengan beberapa cara berikut:
Ø Pendidikan langsung
Yaitu penanaman tingkah laku yang benar dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya.
Ø Identifikasi
Yaitu meniru penampilan atau tingkah laku orang yang menjadi idolanya (seperti orang tua, guru, kiai, artis, dan lain-lain)
Ø Proses coba-coba (trial and error)
Yaitu mengembangkan tingkah laku moral dengan coba-coba. Apabila menimbulkan pujian atau penghargaan maka tingkah laku tersebut dilanjukan, dan begitu juga sebaliknya.
5.    Perkembangan agama
Dalam kehalusan perasaan disertai kejernihan akal budi, dan didorong keikhlasan i’tikad pada saat tertentu seseorang setidak-tidaknya mengalami, memercayai, bahkan meyakini dan menerimanya tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang Maha Agung yang melebihi apapun termasuk dirinya. Pengahayatan seperti itulah yang disebut sebagai religi atau keagamaan (the religious experience).[10]
Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah adalah dia dianugerahi fitrah (perasaan dan kemampuan) untuk mengenal Allah dan melakukan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia diberikan insting religious (naluri beragama). Karena fitrah inilah kemudian  manusia dijuluki makhluk yang bertuhan atau beragama. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu dan berkaitan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya baik berupa hablumminallah atau hablumminannas.
Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan sebagai berikut:[11]
Ø Faktor pembawaan (internal)
Faktor yang membedakan manusia dengan hewan adalah bahwa manusia mempunyai fitrah (pembawaan) beragama (homo relegious)
Ø Faktor lingkungan (eksternal)
Perkembangan juga bisa terjadi manakala ada dorongan eksternal yakni lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk membantu mengembangkan fitrah manusia dengan sebaik-baiknya.

6.    Perkembangan intelegensi (kecerdasan)
Intelegensi adalah suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual.[12] Ada beberapa teori dalam perkembangan intelegensi ini, ialah sebagai berikut:
Ø Teori two factors
Intelegensi ini meliputi kemampuan umum dan kemampuan khusus dimana keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya.
Ø Teori primary mental abilities
Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer (berbahasa, berfikir, tilikan ruang, bilangan, menggunakan kata-kata, dan mengamati dengan cepat)
Ø Teori multiple intelligence
Intelegensi dapat dilihat dari mental (proses berpikir), content (ingatan  yang segera), dan product (hasil berpikir).
Ø Teori triacich of intelligence
Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Dengan kata lain, tingkah laku intelegensi ini merupakan produk (hasil) dari penerapan hasil berpikir, mengatasi masalah dengan kreatif dan cepat, dan menyesuaikan terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
7.    Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengerrtian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian baik lisan, isyarat, tulisan dan sebagainya.
Bahasa merupakan faktor pembeda manusia dengan hewan, bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.
Dalam berbahasa anak dituntut untuk menguasai empat tugas pokok yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat tugas poko itu ialah pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, penyusunan kata-kata menjadi kalimat, dan ucapan.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:[13]
Ø Kesehatan
Untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, maka perlu diperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat dilakukan ialah memberikan ASI, makanan bergizi, memelihara kebersihan tubuh dan lain sebagainya.
Ø Intelegensi
Anak yang perkembangan bahasanya cepat pada umumnya mempunyai intelegensi normal atas diatas normal.
Ø Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami  kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak dari keluarga mampu. Hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar.
Ø Jenis kelamin
Mulai usia dua tahun, anak perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.

Ø Hubungan keluarga
Hubungan ini sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua yang mengajar, melatih, dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.
8.    Perkembangan kepribadian
Kepribadian adalah suatu sandiwara yang melalui kedoknya diekspresikan dengan memberikan gambaran manusia tertentu. Misalnya, pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya.
Faktor yang mempengaruhi kepribadian ialah sebagai berikut:[14]
Ø Fisik
Faktor fisik biasanya dapat dilihat dari postur tubuh, kecantikan, kesehatan, keutuhan tubuh, dan keberfungsian tubuh.
Ø Intelegensi
Seorang anak yang memiliki intelegensi secara normal biasanya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara wajar.
Ø Keluarga
Keharmonisan keluarga juga membentuk kpribadian yang harmonis pula, berbeda dengan broken home maka perkembangan kepribadiannya cenderung mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya.
Ø Teman sebaya
Pada saat usia sekolah anak sudah mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya.

Ø Kebudayaan
Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap kepribadian seseorang baik menyangkut pola berpikirnya, berperilakunya, dan sebagainya.




























BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Aspek-aspek perkembangan antara lain ialah:
1.    Perkembangan fisik
2.    Perkembangan emosi
3.    Perkembangan sosial
4.    Perkembangan moral
5.    Perkembangan agama
6.    Perkemabangan intelegensi
7.    Perkembangan bahasa
8.    Perkembangan kepribadian













DAFTAR PUSTAKA
Nurihsan Juntika Ahmad dan Agustin Mubiar. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT Refika Aditama.2013
Susanto Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group.2012
Yusuf LN Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2000







[1] Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Prenada Media Group,2012), hlm. 33
[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 101
[3] Yusuf LN,Psikologi Perkembangan... hlm. 102
[4] Achmad Juntika Nurihsan dan Mubiar Agustin, Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan, (Bandung: PT Refika Aditama,2013),hlm. 41
[5] Nurihsan dan Agustin,Dinamika Perkembangan....,hlm. 44
[6] Yusuf LN,Psikologi Perkembangan....,hlm. 122
[7]Ibid, hllm. 124
[8] Nurihsan dan Agustin, Dinamika Perkembangan... hlm. 54
[9] Yusuf LN, Psikologi Perkembangan..., hlm. 133
[10] Nurihsan dan Agustin, Dinamika Perkembangan..., hlm. 56
[11] Yusuf LN, Psikologi Perkembangan..., hlm. 136
[12] Yusuf LN, Psikologi Perkembangan..., hlm. 106
[13] Yusuf LN, Psikologi Perkembangan...., hlm. 121
[14] Yusuf LN, Psikologi Perkembangan..., hlm. 128